Wanita Berbeda Dengan Pria


Salah satu sebab mengapa dekadensi moral merajalela adalah berubahnya pola pikir wanita masa kini. Mereka berpikir bahwa dirinya tak berbeda dengan laki-laki mereka menuntut persamaan hak dalam segala hal (emansipasi) melalui gerakan feminisme. Sementara fitrahnya sebagai wanita yang memang berbeda dengan laki-laki jadi terlupakan. Mereka mencoba menyerobot pekerjaan yang jadi hak laki-laki.

Konsep wanita karir sebagai pengejawantahan dari emansipasi sebenarnya cara atau strategi Barat yang notabenenya Yahudi dan Nasrani menghancurkan generasi Islam, sehingga banyak generasi muda Islam dari kalangan wanita tertarik dengan pekerjaan di luar yang glamor.

Namun, betapapun hebat perjuangan feminisme ini, orang toh senantiasa menyadari akan adanya perbedaan-perbedaan yang fundamental antara kaum pria dan wanita. Allah SWT mengingatkan:
"Dan laki-laki itu tidak seperti wanita" (QS. Ali Imran : 36)

Menurut psikolog Kartini Kartono (1989), perbedaan-perbedaan tersebut dinyatakan antara lain sebagai berikut:

1. Betapapun baik dan cemerlangnya intelegensi wanita, namun pada intinya wanita itu hampir-hampir tidak pernah mempunyai interesse menyeluruh pada soal-soal teoritis seperti kaum laki-laki. Hal ini antara lain bertanggung pada struktur otaknya serta misi hidupnya. Jadi, wanita itu pada umumnya lebih tertarik pada hal-hal yang praktis daripada yang teoritis.

2. Kaum wanita itu lebih praktis meminati segi-segi kehidupan konkrit. Misalnya, ia sangat meminati masalah rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Sedangkan kaum pria dan umumnya cuma mempunyai interesse, jika peristiwanya mengandung latar belakang teoritis untuk dipikirkan lebih lanjut. Ringkasnya, wanita lebih dekat pada masalah-masalah kehidupan yang praktis konkrit; sedangkan kaum laki-laki lebih tertarik pada segi-segi kejiwaan yang bersifat abstrak.

3. Wanita pada hakikatnya lebih bersifat heterosentris dan lebih sosial. Karena itu lebih ditonjolkan sifat kesosialan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: sesuai dengan kodrat alaminya, dan disebabkan oleh banyak mengalami duka-derita lahir batin (terutama waktu melahirkan bayinya), wanita lebih banyak tertarik pada kehidupan orang lain; terutama pada penderitaan orang lain. Karena itu ia senantiasa mencari objek perhatiannya di luar dirinya sendiri, terutama suami dan anak-anaknya, juga berminat pada lingkungannya.
Sebaliknya kaum laki-laki, mereka bersifat lebih egosentris, dan lebih suka berpikir pada hal-hal yang zakelijk. Mereka lebih obyektif dan esensia. Sedang wanita adalah sebaliknya; ia sanggup menyerahkan diri secara total pada partnernya.

4. Wanita lebih banyak mengarah keluar, kepada subyek lain. Pada setiap kecenderungan kewanitaannya, misalnya saja pada caranya bergaya dan berhias, secara primer wanita mengarahkan aktivitasnya keluar. Untuk menarik perhatian pihak lain, terutama sekse lain. Karena itu kebebasan dan suka berhias dalam batas-batas yang normal merupakan bukti bahwa pada dirinya terdapat instelling sosial yang murni feminim dan sehat.

5. Wanita biasanya tidak agresif. Sifatnya lebih pasif, lebih "besorgend", lebih "open", attent, suka melindungi-memelihara-mempertahankan. Ringkasnya bersifat "conserverend", memupuk memelihara dan mengawetkan terhadap barang-barang dan manusia lain. Oleh fungsinya sebagai pemelihara itu wanita dibekali oleh Allah swt. dengan sifat-sifat kelembutan dan keibuan tanpa mementingkan diri sendiri dan tidak mengharapkan balas jasa bagi segala perbuatannya.

6. Menurut Prof. Heymans, perbedaan antara laki-laki dan wanita terletak pada sifat-sifat sekundearitas, emosionalitas dan aktivitas dari fungsi-fungsi kejiwaan. Pada kaum wanita, fungsi sekundaritasnya tidak terletak di bidang intelek akan tetapi pada perasaan.

7. Kebanyakan wanita kurang berminat dan masalah-masalah politik; terlebih-lebih politik yang menggunakan cara-cara licik, munafik, dan kekerasan. Hal ini jelas kurang sesuai dengan nilai-nilai etis dan perasaan halus wanita. Juga di bidang Intelek, kaum wanita lebih banyak menunjukkan tanda-tanda emosionalnya. Karena itu, biasanya wanita memilih bidang dan pekerjaan yang banyak mengandung unsur relasi-emosional dan pembentukan perasaan. Misalnya pekerjaan guru, jururawat, pekerja sosial, bidan, dokter, seni dan lain-lain.

8. Wanita juga sangat peka terhadap nilai-nilai estetis, seni dan keterampilan. Sehubungan dengan perasaan halus dan unsur keibuannya yang penuh kelembutan, pada umumnya wanita kurang berminat kepada pelontaran kritik kritik tajam di bidang politik, kesenian dan kebudayaan. Mereka lebih suka menikmati hasil seni yang "indah" dari ketiga bidang itu.

9. Dalam kehidupan sehari-hari, wanita lebih aktif dan lebih resolut tegas. Di antara kehidupan, kemaluan dan aktivitasnya terdapat persesuaian dan harmonis. Jika seorang wanita sudah memulai sesuatu dan telah memutuskan untuk melakukan sesuatu, ia tidak banyak berbimbang hati melakukan langkah-langkah selanjutnya.

Perbedaan-perbedaan tersebut adalah fitrah agar satu sama lain saling menguatkan. Sementara posisi laki-laki tetap sebagai pemimpin.
Firman Allah swt. :

"Kaum laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita oleh karena itu Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) dan sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..." (QS. An-Nisa : 34)

Dari pemaparan di atas jelaslah mengapa banyak kaum wanita yang justru terjerat rayuan dari idiologi lain karena sifatnya yang halus dan kurang memiliki perlindungan yang kokoh untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.
Labels: MUSLIMAH YANG KEHILANGAN HARGA DIRI

Thanks for reading Wanita Berbeda Dengan Pria. Please share...!

Bagikan artikel ke:

Facebook Google+ Twitter

0 Comment for "Wanita Berbeda Dengan Pria"

Back To Top