Muslimah yang Tak Berharga


Tidak ada sosok makhluk yang paling sempurna selain wanita. Sosok penuh misteri yang tak pernah ada tandingannya. Saban hari jutaan laki-laki memujinya, bersimpuh memohon cintanya. Para penulis novel klasik hingga modern mengakuinya sebagai ratu dunia akhirat. Mereka dipuji lewat untaian kata nan indah dan syair-syair lagu yang merdu. Wanita menjadi sumber inspirasi yang tak pernah kering. Di mana ada wanita disanalah kehangatan hidup dapat dirasakan.

Islam pun memandang wanita sebagai sosok yang indah dan sangat berharga. Coba selami al-Qur'an, kita akan temukan ribuan ayat yang berbicara wanita. Bergumullah dengan hadits, kita akan rasakan betapa agungnya wanita di mata Islam. Dan bacalah buku-buku karya para ulama Islam yang termasyur niscaya akan menemukan wanita ibarat batu permata yang penuh harga diri.

Tidak sembarang orang memiliki permata, hanya yang sebanding dengannya yang layak memiliki. Permata ditempatkan di tempat khusus serta dilindungi beragam alat pengaman. Hanya orang tertentulah yang boleh melihat dan meraba secara langsung. Itu juga hanya bisa didapatkan di tempat-tempat tertentu yang agung seperti itulah Islam mengibaratkan wanita (muslimah).

Wanita Islam dijaga dengan pakaian yang sempurna. Mereka memiliki ciri khas dalam bergaul. Gaya berbicaranya memiliki kharisma dan menyejukkan. Mereka adalah bidadari yang hanya boleh disentuh oleh keluarga sebagai muhrimnya dan hanya boleh dimiliki segala yang berharga di tubuhnya oleh suami tercinta. Itulah wanita dalam naungan Islam.

Namun Barat dan kaum Kafirin memandang wanita adalah makhluk yang tidak sempurna. Wanita dianggapnya barang aprikan (second) yang bisa didapatkan di emperan. Mereka lempar wanita keluar dan mencampakkannya di tong sampah. Siapapun boleh memungutnya bahkan menginjaknya. Coba kita saksikan betapa ngerinya cara mereka berpakaian dan bergaul. Namun hal itu sangat mengagetkan, para wanita itu rela di campakkan, mereka bangga ketelanjangannya diekspos media. Ketelanjangan itu mereka namakan kebebasan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Ironisnya lagi, banyak wanita Islam yang tergiur dengan kebebasan model Barat. Maka antrilah wanita-wanita itu membeli tiket kebebasan. Dan saban hari kita saksikan wanita yang masih mengaku Islam telanjang tak ubahnya wanita Barat dan Kafirin. Mereka tanggalkan kehormatan yang diberikan Islam dan memilih tempat di emperan. Hilanglah mutiara itu, yang tersisa kini adalah kebanyakan muslimah yang tidak memiliki harga diri (iffah). Sebaliknya kita akan kesulitan menemukan wanita yang memegang teguh mutiara Islam.

Belum lagi kita temukan muslimah yang kembali ke masa Kejayaan Jahiliyah dengan menyukai mistik dan keuntungan fatamorgana lewat arisan dan sebagainya serta berbagai hal yang menggadaikan harga dirinya dengan harga yang murah. Semuanya dapat disimak dalam pembahasan berikutnya.
Labels: MUSLIMAH YANG KEHILANGAN HARGA DIRI

Thanks for reading Muslimah yang Tak Berharga. Please share...!

Bagikan artikel ke:

Facebook Google+ Twitter

1 Comment for "Muslimah yang Tak Berharga"

Sekarang banyak sekali wanita yang cara bergaulnya keluar dari syariat islam, saya sangat prihatin dengan hal ini. Apa ini tanda-tanda kiamat sudah dekat.

Back To Top